Minggu, 11 Agustus 2024

DARI TANAH LIAT LAHIR BATIK TANAH LIEK, KOK BISA ?!

Hallo sobat Tique... sudah lama hari mimin Tique tidak menyapa dan update berita terkini, mimin Tique mau memberikan informasi mengenai batik. Batik adalah salah satu peninggalan yang banyak orang pakai apalagi dalam fashion serta memiliki banyak motif dan arti dari suku dan budaya yang ada di Indonesia. Sekarang sobat Tique kita akan melihat arti dan motif dari Batik Tanah Liek. Iya batik ”Tanah Liat” kok bisa ??? Berikut penjelasannya.

Sumber : Google
Sejarah

Batik Tanah Liek sempat hilang dari peredaran selama beberapa waktu. Namun, berkat usaha seorang perempuan bernama Hj. Wirda Hanim, batik ini kembali diproduksi dan diperkenalkan kepada masyarakat luas pada tahun 1994. Hj. Wirda Hanim menemukan kembali teknik pembuatan Batik Tanah Liek setelah melihat kain batik ini digunakan oleh masyarakat di daerah Sumanik, Tanah Datar.

Dengan tekad yang kuat, Ibu Hj. Wirda Hanim, berencana melakukan inovasi kain. Sedangkan pengetahuannya tentang batik tidak dimilikinya. Saat itu, ia bertemu dengan guru membatik di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Kota Padang yang kini menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang langsung berkunjung  ke sekolah dan rumahnya, berharap bisa bekerja sama. Namun, guru  hanya membimbing siswanya. Terlepas dari semuanya, Ibu Hj.Wirda Hanim tetap membiayainya, mulai dari membeli batik dan obat-obatan membatik namun hasil dari siswa tersebut tidak memuaskan. Sehingga Ibu Hj.Wirda Hanim tidak melanjutkan kerjasamanya.

Ragam Hias Batik Indonesia: Pesona Batik Tanah Liek dari Minangkabau

Batik, warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, memiliki kekayaan motif dan corak yang beragam dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas batiknya masing-masing, salah satunya adalah Batik Tanah Liek yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Batik Tanah Liek memiliki  Pesona Tanah Liat yang Memikat

Dalam bahasa Minangkabau disebut "batik tanah liek", adalah jenis batik yang unik karena menggunakan tanah liat sebagai pewarna dasarnya. Proses pembuatannya pun terbilang rumit. Kain katun yang akan dijadikan batik direndam dalam air yang dicampur tanah liat selama beberapa hari. Setelah itu, kain dicuci dan diwarnai kembali menggunakan pewarna alami dari tumbuhan seperti jengkol, rambutan, dan gambir. Awalnya batik pengaruh negara Cina ini sempat hilang, tetapi berhasil dihidupkan kembali pada pertengahan tahun 1990-an.

Tahun 1995, atas izin suaminya Ruslan Majid, ia berangkat ke Jogjakarta dengan modal pinjaman sebesar 20 juta rupiah untuk belajar membatik di sana. Dia kembali ke Padang hanya 2 hari kemudian. Selain kesedihan, ia tidak bisa melepaskan ukirannya dan 20 pekerja yang tinggal di rumahnya. Bu Hj. Wirda Hanim meminta kepada Dewan Batik Jogjakarta mengirimkan pengajar batik ke Padang yang beliau kontrak selama 3 bulan. Tapi sebelumnya, bu Hj. Wirda Hanim menitipkan contoh kain Batik Tanah Liek dengan harapan dapat dibuatkan motif dan warna sesuai contoh kain tersebut. Sesampainya di Padang, guru dan pemuda yang dibawa dari Jogjakarta tidak mampu membuat Batik Tanah Liek sesuai pola yang diberikan. Bahkan setelah 2 bulan bekerja bersama di padang, tak ada satupun kain yang bisa menandingi warna kain Batik Tanah Liek.

Karena kegigihannya, ia mengeluarkan banyak uang untuk membeli kain sutra, obat-obatan batik, dan barang peralatan batik, dan ia tidak pernah putus asa. Baru seminggu menjelang berakhirnya kontrak mengajar dari Jogja, Bu Hj. Virda Hanim mengenang bagaimana ia mendekorasi kue warna-warni saat kelas kue pernikahan dan ulang tahun yang ia ikuti di Jakarta. Ia bereksperimen dengan pewarna kimia untuk batik. Ibarat mencari warna yang cocok dengan Batik Tanah Liek, warna bumi (tanah). Di antara 10 lembar kain berukuran masing-masing 2 meter, hanya 2 lembar yang cocok dengan warna batik tanah liek.

Ibu Hj. Wirda Hanim terus bekerja keras dengan eksperimen dan menggaji karyawan khusus batik. Sejak itu, beliau memproduksi Batik Tanah Liek dengan bahan kimia. Sehingga pada saat itu, dinamakanlah merk hasil produksinya Batik Tanah Liek “Citra Monalisa”.

Namun hasilnya tetap sama, batik buatannya terlihat lebih rendah dibandingkan Batik Tanah Liek kuno. Pada suatu ketika, beliau pulang kampung dan bertanya kepada seorang ibu yang ada disana. “Mengapa batik ini disebut batik?” Dan sang ibu menjawab bahwa suku batik itu dilukis di atas tanah dan coraknya pada tumbuhan. Pertanyaannya berlanjut: Tanaman apa yang bisa dicabut? Dan sang ibu langsung menjawab yaitu gambir, rambutan, pinang dan lain-lain. Dengan mengatakan itu, Ibu Hj. Wirda Hanim mencoba mencari tahu tentang struktur dan panjangnya. Akhirnya, setelah 10 tahun mencoba, barulah beliau mendapatkan Batik Tanah Liek sesuai dengan contoh yang ada sekaligus telah dipatenkan dengan nama “Batik Tanah Liek”. Pertamina tempat suaminya meminjamkan modal pada tahun 1997 akhirnya lunas, bantuan pinjaman ini adalah pinjaman pertama untuk eksekusi experimennya,

Sumber: Google
Sampai saat ini Ibu Hj. Wirda Hanim terus mempertahankan Batik Tanah Liek di kediaman dan pamerannya, Jalan Sawahan Dalam, No. 33, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Tak hanya itu, berbagai penghargaan telah diperolehnya dari pemerintah maupun swasta, seperti Upakarti Award pada tahun 2006 atas upayanya dalam melestarikan warisan seni dan budaya Indonesia, serta dari MARKPLUS pada tahun 2014 sebagai Marketter of the Year.

Banyak sekali keunikan Batik Tanah Liek, antara lain:

  • Warna Khas: Warna dasar Batik Tanah Liek adalah cokelat tua yang khas dan elegan, hasil dari perendaman dalam tanah liat.
  • Motif Batik Tanah Liek umumnya terinspirasi dari alam sekitar, seperti tumbuhan, hewan, dan bentuk geometri.
  •  Filosofi: Setiap motif pada Batik Tanah Liek memiliki makna filosofis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Minangkabau.

Batik Tanah Liek adalah salah satu contoh kekayaan ragam hias batik Indonesia yang patut kita banggakan. Dengan memahami sejarah dan proses pembuatannya, kita dapat lebih menghargai keindahan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Mari bersama-sama melestarikan batik Indonesia agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang. Bagaimana menurut sobat mimin Tique??? masih mau menghilangkan kelestarian dan ciri khas batik tanah liek? jangan ya... jangan...hehehe.  Sobat Tique jangan lupa untuk beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali! Jangan lupa untuk terus ikuti berita terupdate nya ya… 

Kamis, 31 Agustus 2023

SEJARAH FASHION HARAJUKU REDUP, "HARADUKU" PUN JADI

Salah satu kesamaan antara Harajuku di Jepang dan Haraduku di Jakarta adalah  nama lokasinya yaitu di sekitaran stasiunnya . Jika Harajuku mengacu pada kawasan di sekitar Stasiun Harajuku Tokyo, yaitu antara Shinjuku dan Shibuya, Haraduku terletak di kawasan stasiun KRL dan MRT Dukuh Atas. Apa sih Haraduku? Haraduku sendiri merupakan plesetan dari Harajuku,  gaya jalanan remaja Jepang dan tempat bertemunya para remaja dengan pakaian unik dan eklektik. Fashion Harajuku berasal dari budaya anak muda Jepang yang  juga  paling terkenal di dunia dan perlahan menghilang, kenapa bisa terjadi?  Sebelum menjawab pertanyaan kenapa bisa Harajuku street fashion pudar, ini cerita dan maksudnya! 

Gambar : Google

Menurut fotografer Aoki Choichi pengelola majalah street fashion FRUiTS mengatakan bahwa, street fashion di Harajuku perlahan-lahan mulai punah dan   sangat berpengaruh dalam mendokumentasikan gaya pakaian Harajuku. Ia meyakini fashion Harajuku adalah sebuah revolusi fashion Jepang di  akhir tahun 1990 an. Namun, ia menutup majalah tersebut pada tahun 2017. Lalu apa alasannya? Salah satu alasan utamanya adalah pemerintah mengeluarkan izin pemasaran cikal bakal fashion Harajuku. Lalu lintas tempat   berkumpulnya para anak-anak muda kreatif ini disabotase dan mereka kehilangan tempat eksis untuk menampilkan  ekspresi diri.

Fashion jalanan Harajuku  merupakan street fashion yang populer di kalangan anak muda. Fashion ini tidak hanya populer di kalangan anak muda Jepang, tapi juga sudah merambah hingga ke mancanegara. Fashion jalanan Harajuku  memiliki gaya yang berbeda-beda seperti visual kei, decora, Ura Harajuku, lolita, Mori  kei dan fairy kei . Setiap gaya pemakai busana mempunyai arti dan alasan yang berbeda-beda dalam memakainya. Salah satu alasan  para penggemar fashion  yaitu selalu ingin memakainya adalah karena resistensinya. Fashion masa kini tidak hanya soal gaya, tapi juga tentang presentasi diri. Fashion merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu maksud dan tujuan. Kata  Eco berarti "berbicara" melalui pakaian. Eco artinya dia menggunakan pakaiannya untuk mengkomunikasikan apa yang ingin di lakukan dengan menggunakan pakaian yang digunakan sebagai perwakilan dari kata-kata yang dia ucapkan dalam konteks yang berbeda. Sebagai contoh bilamana kita menggunakan pakaian bewarna hitam banyak orang menilai kita sedang berduka atas kepergian atau kehilangan, sedangkan warna putih termasuk kategori warna yang diartikan suci dan bersih.

Gambar: Google

Fashion yang merupakan ekspresi diri  pemakainya terbagi menjadi dua jenis yaitu high fashion dan street fashion. High fashion adalah fashion yang dipromosikan oleh desainer profesional, diterbitkan oleh media dan kemudian dikonsumsi oleh masyarakat. Negara  yang paling terkenal dengan haute couture adalah Perancis, Italia, Amerika dan Inggris.

Street fashion merupakan sebutan untuk fashion yang tidak mengikuti majalah, brand dan iklan, namun menyebar di kalangan anak muda di jalanan. pada saat  ini para desainer lebih terinspirasi dari gaya anak muda  jalanan. Fashion merupakan salah satu produk budaya yang selalu ada di setiap negara, salah satunya  Jepang. Jepang merupakan salah satu “kiblat fashion” dunia, bukan hanya karena karya  desainer “haute couture” ternama seperti Kenzo Takada (KENZO), Issey Miyake dan Rei Kawakubo (Comme des Garcons), namun Jepang juga terkenal street fashion  yang begitu populer terutama di Tokyo dan Osaka. Kemunculan fenomena street fashion di Jepang Fashion jalanan Jepang menjadi semakin inovatif dan kreatif karena lemahnya kondisi perekonomian oleh resesi ekonomi pada tahun 1980 an. Street fashion Jepang telah menjadi salah satu daya tarik Jepang yang menarik  wisatawan internasional.  Salah satu subkultur Jepang itu. Gaya street fashion Jepang yang paling terkenal adalah  harajuku street fashion, atau gaya harajuku.

Gambar : Google

Harajuku street fashion lahir setelah keberadaan Takeokozoku pada tahun 1979. Sejak saat itu, harajuku street fashion semakin berkembang dan diminati di kalangan anak muda Jepang. Sebagian besar penggunanya  adalah remaja berusia antara 16 dan 20 tahun. Harajuku street fashion mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat Jepang  yaitu  perlawanan terhadap budaya seragam yang berlaku di Jepang. Di Jepang, seragam merupakan indikator visual penting dalam kelompok pemakainya.

Fashion jalanan Harajuku tidak hanya digunakan sebagai bentuk perlawanan  budaya terpadu, tetapi juga sebagai kesempatan bagi para penggemar untuk melawan berbagai isu. Misalnya, gaya visual kei yang muncul di Jepang sebagai subkultur dengan pesan yang menentang standar dan nilai moral. Pengagum gaya ini memiliki semangat perlawanan terhadap budaya, tatanan sosial, dan norma masyarakat Jepang yang  mereka jalani dalam kehidupan sosial. Penggemar street fashion di Indonesia juga banyak. Eksistensi pecinta street fashion Harajuku di Indonesia dapat dibuktikan dengan adanya komunitas pecinta  street fashion Harajuku seperti KHCI (Harajuku and Cosplay Indonesia Community) di Jakarta dan HSS (Harajuku Street Surabaya) di Surabaya. Namun dibandingkan HSS, KHCI lebih ke arah cosplay dibandingkan  street fashion Harajuku

Gambar: Google

Bagaimana sobat Tique perasaan mengenal  kesamaan antara Harajuku di Jepang dan Haraduku di Jakarta?  Dimana keduanya adalah street fashion Kira-kira  cocok enggak bilamana sobat Tique aplikasikan didalam kehidupan dengan gaya yang terlihat nyentrik dan gokil ?? . Semoga uraian singkat ini berguna khususnya buat pengrajin seni batik dan tenun di Nusantara ya dimana bisa mengembangkan ide-ide motif yang lebih keren lagi agar banyak peminatnya yang mau menggunakan batik. Walau awalnya  di sekitaran stasiun sudah ditutup Citayam Fashion Week karena penggunaan zebra cross bukan untuk catwalk melainkan untuk penyebrangan orang dan menggangu aktivitas warga. Namun bilamana batik bisa di perkenalkan di catwalk kan terasa lebih waoo banget kan ?? .

Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali! Jangan lupa untuk terus ikuti berita terupdate nya ya… 


Gambar : Google


Rabu, 30 Agustus 2023

APA ITU KAKEIBO ?

Kakeibo adalah  cara mencatat keuangan secara manual untuk mencapai tujuan pengeluaran keuangan dapat lebih irit. Artinya, cara ini lebih menekankan pada pencatatan dengan pena dan kertas dibandingkan dengan aplikasi pengelolaan keuangan.

Gambar : Google

Selain pencatatan secara manual, memasukkan rencana keuangan memiliki peluang pencapaian yang lebih besar. Pasalnya, dengan rutin menulis tentang biaya yang dimiliki  dan tujuan akhir, secara tidak sadar Sobat Tique akan terbiasa  mempertimbangkan pengeluaran lebih banyak untuk mencapai target yang sesuai kebutuhan tersebut dari pada keinginan semata.  Oleh karena itu, metode yang ditemukan oleh Motoko Hani pada tahun 1904 ini dapat membantu mengurangi biaya sebesar 25%. Di tahun 2017, metode ini kembali dipopulerkan melalui sebuah buku yang ditulis oleh Fumiko Chiba yang berjudul  “ Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money “.


Gambar : Google

Mengetahui arti dasar dari Kakeibo tentu menimbulkan beberapa pertanyaan ya sobat Tique Tique ?Berikut pertanyaan teman-teman yang mungkin masih bingung.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Sobat Tique untuk lebih  memahami tujuan keuangan Sobat Tique dan menabung uang yang diperoleh baik dari kerjaan maupun tunjangan hari-hari besar atau pensiunan

1.      Berapa banyak uang yang ada ? 

Pertanyaan ini berarti Sobat Tique perlu mengetahui berapa banyak uang yang Sobat Tique terima setiap bulan atau 6 bulan sekali atau pertahun.

Gambar : Google

2.      Berapa banyak uang yang ingin sobat Tique hemat?

Setelah mengetahui berapa banyak uang sobat Tique peroleh selanjutnya tentukan jumlah tabungan yang diinginkan dari pertanyaan pertama.

 

Gambar: Google

3.      Berapa banyak yang akan sobat Tique belanjakan?

Buatlah daftar kategori pengeluaran.

No

Kategori

Artinya

1.       

Kelangsungan hidup

Kebutuhan dasar seperti tanggung jawab, biaya makan, keperluan anak sekolah, dll.

2.       

Opsional

kebutuhan sekunder seperti hiburan, perjalanan, makan  dan lain-lain (cenderung untuk menghibur diri sendiri atau bersama keluarga dengan healing)

3.       

Budaya

Informasi tambahan  seperti adanya buku, film dan majalah.terbaru hingga ingin mengkoleksi

4.       

Pengeluaran tambahan

Pengeluaran lain-lain seperti hadiah, perbaikan rumah, service charge dan lain-lain.

4.      Bagaimana cara meningkatkan jumlah uang yang dihemat?

Pada poin terakhir, lihatlah catatan ulang nomor tiga.

Salah satunya disaat Sobat Tique ingin mengirimkan barang kepada orang lain maka  dapat melihat  mana yang memiliki biaya lebih tinggi (ongkir) dan mencari biaya yang lebih murah dari beberapa pilihan ekspedisi. Kemudian analisis setiap kategori dan periksa bagian mana yang  lebih ekonomis.

Gambar : Google

 Langkah-langkah membuat Kakeibo yaitu :

 1. Membuat catatan di awal bulan

Langkah pertama metode Kakeibo diawali dengan catatan  awal bulan.  Untuk melakukannya, Sobat Tique harus mengetahui terlebih dahulu berapa jumlah uang yang akan masuk, dan juga mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan. Pengeluaran di sini berarti jumlah uang yang pasti akan Sobat Tique keluarkan seperti membayar tagihan dll. Jika Sobat Tique Tique sudah menuliskan pengeluaran tersebut, Sobat Tique akan menemukan jumlah uang yang tersisa. 

2. Tentukan jumlah yang akan ditabung

Setelah Sobat Tique menentukan seluruh pengeluaran bulanan saatnya menetukan berapa  nominal uang yang ingin Sobat Tique simpan dari sisa uang . Dengan menetapkan nilai nominal sejak awal, Sobat Tique  bisa lebih memikirkan tindakan menggunakan kembali keuangan agar selaras dengan tujuan awal.  

 3. Simpan catatan pengeluaran secara  terperinci

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, cara menabung ala kakeibo ini sangat terperinci dimana mirip dengan akuntansi, termasuk pencatatan pengeluaran sehari-hari. Tuliskan semua pengeluaran dan pemasukan seperti adanya saldo awal , pengeluaran, pemasukan hingga saldo akhir disetiap pengeluaran telah terjadi.

  4. Mengkaji (review) dan menganalisa aktivitas keuangan yang dilakukan

Tahap keempat adalah tahap terpenting  Kakeibo. Sobat Tique harus mengecek kembali dari catatan pengeluaran sendiri, apakah pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana yang dibuat di awal. Proses evaluasi dilakukan secara harian, mingguan, bulanan, bahkan  tahunan. Biaya-biaya yang dicatat dalam buku catatan tersebut selanjutnya akan dijadikan bahan penilaian atau pertimbangan pada kesempatan berikutnya, apakah sudah sesuai atau masih ada kecerobohan saat mengeluarkan uang untuk kategori lainnya. Periksa pengeluaran mana yang memenuhi syarat dan mana yang tidak.

Jika ternyata  sesuai dengan anggaran Sobat Tique maka akan ada sisa pemasukan, berarti Sobat Tique sudah berhasil memasukkan Kakeibo ke dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak, Sobat Tique dapat memperbaikinya  bulan depan dan belum bisa dikatakan sukses bilamana tidak sesuai harapan bahkan menghasilkan nilai minus dari penghasilan yang didapat.

Bagaimana sobat Tique perasaan mengenal cara mengelolah keuangan yaitu Kakeibo ?  Kira-kira  cocok enggak bilamana sobat Tique aplikasikan didalam kehidupan untuk bisa sedikit berhemat?? . Semoga uraian singkat ini berguna khususnya buat pengrajin seni batik dan tenun di Nusantara ya.

Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali! Jangan lupa untuk terus ikuti berita terupdate nya ya… 

 

Minggu, 27 Agustus 2023

NOKEN KERAJINAN KHAS PAPUA

Hallo selamat datang bersama mimin Tique. Hari ini kita akan membahas mengenai fashion asli Papua dan hanya Perempuan yang boleh membuat nya serta di kenalkan sebagai identitas negara Indonesia salah satunya dengan menjualkan kepada masyarakat Indonesia hingga menjadi buah tangan atau oleh-oleh para wisatawan …penasaran ??? yuk simak penjelasannya

Noken atau Minya adalah tas tradisional masyarakat Papua Pegunungan yang dibawa dengan menggunakan kepala dan terbuat dari serat kulit kayu. Sama dengan tas pada umumnya tas ini digunakan untuk membawa barang-barang kebutuhan sehari-hari. Di balik kegunaanya sebagai tas terdapat  keunikannya, noken memiliki filosofi yang tak kalah menarik. Noken merupakan simbol kehidupan yang baik, cinta perdamaian, serta kesuburan bagi masyarakat tanah Papua, terutama mereka yang tinggal di daerah Pegunungan Tengah Papua, seperti suku Yali, suku Lani, suku Damal, dan Bauzi.

Gambar : Google


Menariknya, hanya perempuan Papua asli yang boleh membuat tas tradisional ini. Sejak kecil, para perempuan sudah belajar membuat noken. Bahkan, noken merupakan perlambang kedewasaan perempuan. Jika belum pandai membuat noken, seorang perempuan belum dianggap dewasa. Sebaliknya, perempuan Papua yang sudah menguasai cara pembuatan noken dianggap sudah dewasa dan barulah boleh menikah.

Gambar : Google

Masyarakat Papua biasanya menggunakannya untuk membawa hasil-hasil pertanian seperti sayuran, umbi-umbian dan juga untuk membawa barang-barang dagangan ke pasar. Karena keunikannya yang dibawa dengan kepala, noken ini di daftarkan ke UNESCO sebagai salah satu hasil karya tradisional dan warisan kebudayaan dunia. Pada 4 Desember 2012, noken khas masyarakat Papua ditetapkan sebagai warisan kebudayaan tak benda UNESCO. Penetapan ini dilakukan oleh Arley Gill sebagai Ketua Sidang Komite Antar-Pemerintah ke-7 untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda di Markas UNESCO di Paris, Prancis.

Noken terbuat dari bahan baku kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan dan masih banyak lagi jenis pohon yang umum digunakan. Masyarakat Papua biasanya menggunakan Noken untuk bermacam kegiatan, Noken yang berukuran besar (disebut Yatoo) dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, barang-barang belanjaan, atau bahkan digunakan untuk menggendong anak. yang berukuran sedang (disebut Gapagoo) digunakan untuk membawa barang-barang belanjaan dalam jumlah sedang, dan yang berukuran kecil (disebut mitutee) digunakan untuk membawa barang-barang pribadi. Keunikan Noken juga difungsikan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk tamu yang biasanya baru pertama kali menginjakkan kaki di bumi Papua dan dipakai dalam upacara.

Gambar : Google

Membuat Noken cukup rumit karena menggunakan cara manual dan tidak menggunakan mesin. Kayu tersebut diolah, dikeringkan, dipilah-pilah serat-seratnya dan kemudian dipintal secara manual menjadi tali/benang. Variasi warna pada Noken dibuat dari pewarna alami. Proses pembuatannya bisa mencapai 1-2 minggu, untuk Noken dengan ukuran besar, bisa mencapai 3 minggu bahkan sampai 2-3 bulan, tergantung prosesnya. Di daerah Sauwadarek, Papua, masih bisa kita temukan pembuatan Noken secara langsung. Harga Noken di sana relatif murah, antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung jenis dan ukurannya.

Tas Noken ini sendiri memiliki ukuran yang bervariasi, bahkan ada yang berukuran besar yang biasa dipakai oleh mama-mama yang bekerja sebagai petani dan mampu mengangkat bahan hasil bumi yang cukup berat dengan menggunakan tas noken ini. Tas noken ini biasanya digunakan dengan cara memakainya di jidat atau bagian depan kepala dengan mengalungkannya ke arah belakang punggung mereka. Sedangkan untuk tas noken yang berukuran kecil biasa dipergunakan oleh siswa-siswa pelajar asli putra-putri daerah Papua untuk dipergunakan sebagai tempat buku dan keperluan belajar di bangku sekolah maupun di kampus.

Gambar : Google

Dan selebihnya lagi biasanya tas Noken ini oleh pendatang yang biasa berkunjung ke Papua sebagai bahan oleh-oleh yang dibawah ke daerah masing-masing sebagai hiasan atau oleh-oleh bagi sanak keluarga mereka dikarenakan tas tersebut terlihat unik dipandang mata. Noken merupakan kerajinan tangan khas Papua berbentuk seperti tas. Ada 250 etnis dan bahasa di Papua, namun semua suku memiliki tradisi kerajinan tangan Noken yang sama.

Bagaimana sobat Tique perasaan mengenal oleh -oleh khas papua yaitu Noken alias tas khas Papua ??kira-kira  cocok enggak bilamana sobat Tique pakai ??  . Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali!


Selasa, 22 Agustus 2023

PASANGAN MUDA !! PENJUAL KAIN BATIK

Hallo selamat datang bersama mimin Tique. Hari ini kita akan membahas mengenai pasangan muda yang berhasil memperkenalkan batik sebagai identitas negara Indonesia salah satunya dengan menjualkan kepada masyarakat Indonesia hingga luar negeri loh...penasaran ??? yuk simak penjelasannya 

Asal Usul Batik

Batik adalah salah satu budaya Jawa yang paling berharga. Asal mulanya masih diperdebatkan, namun yang pasti kain batik mencapai puncak "kesempurnaannya" di tanah Jawa. Sejarah batik  Indonesia tidak terlalu tua, diperkirakan baru mulai berkembang pada abad ke-17, namun batik  masih dapat eksis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia bahkan salah satunya menjadi model baju baik seragam anak sekolah hingga fashion busana. Tidak pernah menjadi tua (usang), seiring  waktu terus berjalan dan menjadi lebih modern. Untuk pertama kali berkembang pesat dari istana (keraton) dengan desain dekoratif alias beragam motif yang dipengaruhi oleh zaman Hindu   di pulau Jawa. Setiap lembaraan kain terutama yang sering digunakan yaitu pakaian batik memiliki makna yang lebih luas serta mendalam bukan sekedar kain penutup tubuh, tetapi yang lebih penting lagi, penataan yang beragam hias dan pewarnaan merupakan perpaduan antara seni, adat istiadat, sikap  dalam hal pandangan hidup dan kepribadian. lingkungan yang melahirkannya, yaitu lingkungan keraton.

Gambar : Google

Dekorasi keraton dirancang khusus  hanya untuk raja dan keturunannya  langsung , seperti motif kawung, lereng dan parang-parangan.  Seiring berjalannya waktu, kain batik mulai tersebar di luar lingkungan keraton. Pola  hias khusus raja dan keluarganya menjadi “pola larangan”, sehingga kain batik yang dibentuk di luar keraton terinspirasi dari dalam keraton, namun terdapat variasi dalam penerapannya  yang membuatnya berbeda dari segi pola hias. , isen-isen dan komposisi warna.  Pada pertengahan abad ke-19, ketika permintaan batik semakin meningkat, muncul  teknik membatik baru  yaitu cap. Teknik cap ini sangat  membantu para pembatik manual dengan mempercepat proses membatik sehingga harga jual kain batik tidak terlalu mahal.  Sementara kain batik terus berkembang,  orang Indonesia  berpakaian  sesuai dengan keadaan dengan pelan-pelan mulai berubah, alias sedikit banyak mempengaruhi posisi kain batik di masyarakat. Selama era kekuasaan VOC,  hanya  orang Eropa yang diizinkan mengenakan pakaian Barat (Eropa). Untuk rakyat biasa  , VOC mengeluarkan peraturan yang memaksa masyarakat untuk tetap mengenakan "busana nasional". Tujuan dari kebijakan ini  jelas, yaitu untuk memudahkan identitas seseorang yang mungkin menyamar demi kepentingan sendiri, karena  dari pakaian sangat terlihat jelas  dari luar tanpa melakukan pengecekkan  sehingga aman tanpa melibatkan  aparat setempat.

Gambar : Google

“Pakaian nasional” yang dimaksud adalah busana adat tradisional masing-masing daerah. Di Jawa, kain batik berupa kain  yang digunakan sebagai jarit. Aturan berpakaian ini dapat  lebih mudah diterapkan di daerah-daerah VOC seperti Batavia (Jakarta), tetapi lebih sulit  diterapkan di tempat lain, terutama VOC memiliki banyak kepentingan. Contoh ekstrem adalah Amangkurat II, yang digambarkan dalam Babad Tanah Jawi sebagai salah satu kaum elit pertama yang mengadopsi pakaian Barat. Belakangan, cara berpakaian tradisional perlahan berubah, pakaian elit keraton mulai beradaptasi dengan pengaruh asing, gaya Eropa dan Islami seperti  kemeja dan jas menjadi beskap (berasal dari "beschaafd", artinya "beradab") dan surjan. . Pakaian daerah hasil adaptasi ini kemudian banyak digunakan dalam acara-acara publik seperti pertemuan bersama, sedangkan budaya Jawa terus digunakan dalam upacara-upacara keraton. Meskipun keraton mengadopsi unsur-unsur budaya lain, namun tidak pernah kehilangan peran sebagai penjaga kebudayaan Jawa.

Menjelang abad ke-19, terlepas dari upaya Belanda untuk mempertahankan cara berpakaian kalangan sendiri  serta ketidak inginan  orang Indonesia  meninggalkan adat mereka, adat Eropa, terutama dalam pakaian, menyebar luar batas kaum elit  Indonesia. Perubahan ini paling jelas terlihat di kalangan pria. Dimana pakaian Barat memiliki arti "kemajuan" dan "modernitas" khususnya di  kalangan pelajar, guru, pegawai kantor hingga  penjabat penting  Penggunaan kain batik  mulai berubah dan digantikan dengan celana panjang. "Westernisasi" pakaian ini berlanjut dan memuncak pada tahun 1950-an. Sukarno sendiri, sebagai presiden, menekankan peci sebagai “identitas” nasional bangsa Indonesia. Demi persatuan Indonesia, ia sengaja  tidak pernah memakai batik atau sarung. Namun, pemikiran Sukarno sangat berbeda dengan pakaian nasional wanita; kain batik kebaya adalah pakaian yang sempurna karena mencerminkan akar tradisional. Ringkasnya, Sukarno menginginkan busana pria dan wanita Indonesia mewakili hati dimana adanya  "kemajuan yang berakar pada tradisi dan modernitas". Karena kecintaannya pada pakaian kebaya dan  rasa nasionalisme, Soekarno kemudian menerapkan “persatuan” dengan menggunakan kain batik sebagai media dan kultur khas dari Indonesia . Sekitar tahun 1950 “batik Indonesia” lahir dan berciri khas menggabungkan desain pola dekoratif (beragam) batik keraton dengan proses pewarnaan batik pesisir. Konsep batik Indonesia mendapat tanggapan yang baik dari para seniman batik, di antaranya Ibu Soed tampil dengan anggun menggunakan model batik "Terang Bulan", Ibu Sakrie, Ibu Setyowati dan KRT Hardjonagoro (Go Tik Swan). Sampai saat itu jarang sekali orang yang membatik memotong dijadikan busana untuk dijual , kecuali untuk kebutuhan sendiri dan dipakai di rumah. Baru setelah Ali Sadikin sebagai gubernur Jakarta pada tanggal 14 Juli 1972 menetapkan  batik sebagai pakaian resmi pria di wilayah DKI Jakarta,  terjadi gelombang besar yang  mengubah sikap masyarakat Indonesia terhadap batik. Baru setelah kain batik mulai terlihat potensinya sebagai tekstil yang bisa digunakan tidak hanya untuk pakaian barat, tapi juga untuk dekorasi rumah. Perkembangan batik terus berlanjut hingga kini dengan unsur estetika dan teknik produksi yang modern.

Gambar: Google

Pasangan Muda Penjual Batik 

Salah satu  perjalanan batik di Indonesia yang sudah merdeka yaitu pasangan muda  atas nama Santosa Doellah dan Danarsih Hadiprijono resmi membuka perusahaan  bernama Danar Hadi pada tahun 1967, tahun itu industri batik di Solo, Jawa Tengah  baru mulai merangkak setelah tahun 1965 mengalami penurunan dari warga sekitar. Sebagai informasi  Bapak Hj. Santosa Doellah  lahir pada tanggal 7 Desember 1941 dan meninggal pada tanggal 2 Agustus 2021. Bapak Hj. Santosa Doellah meraih gelar Sarjana Ekonomi  (S.E.) dari Universitas Padjadjaran. Meski kondisi untuk membatik tidak terlalu mendukung, pasangan yang  menikah tahun 1967 tetap  memutuskan untuk membuka perusahaan batik.

Gambar: Google

Keputusan untuk meluncurkan merek "Danar Hadi" tidak diambil secara gegabah, melainkan  keputusan yang mencerminkan pengalaman generasi keluarga dalam bisnis batik  Surakarta. Danarsih lahir dari pasangan Soemarti dan Soenardi Hadiprijono, putri keempat dari lima bersaudara, pada tanggal 26 September 1946. Orangtuanya memiliki usaha batik yang dijual dan diproduksi di Kauman, yang kemudian pindah ke Kabupaten Bhayangkara. Danarsih tumbuh dan berkembang begitu dekat dengan segala hal yang berhubungan dengan batik. Keingintahuannya akan kehalusan tekstur kain batik  dan corak warna   sangat besar, terutama ia menyukai fashion . Sejak kecil dia senang sekali berganti model pakaian, (menolak memakai pakaian yang sama) dengan tidak  membeli baju baru melainkan memodifikasi pakaian yang ada.

Dia meminta tolong kakaknya yang pandai  menjahit serta kreatif  untuk mengubah keadaan agar pakaian lama selalu terlihat seperti baru. Sebagai informasi dari mimin Ibu Danarsih Hadiprijono pernah berkuliah Universitas Gajah Mada dengan mengambil Fakultas Teknik Kimia tetapi  menolak  melanjutkan kuliahnya karena merasa ingin mengetahui lebih banyak lagi  hal-hal yang berhubungan dengan batik. Orang tuanya tidak melarang karena melihat putri mereka sangat tertarik untuk berjualan batik.  Santosa Doellah, yang sebenarnya adalah keluarga  Danarsih, juga dibesarkan dalam keluarga yang sudah memiliki  empat generasi  berkecimpung dalam industri perbatikkan . Ia lahir dari pasangan suami istri Nama keluarga Dr. Doellah dan Fatimah Wongsodimo .

Karena ibunya meninggal muda, Santosa diasuh oleh kakeknya, Raden Wongsodinomo, yang  sudah menjadi  saudagar batik yang disegani di Surakarta dan  salah satu orang yang aktif ikut mendirikan koperasi untuk para pembatik (karyawan) sejak tahun 1937 , di bawah bimbingan kakeknya banyak belajar tentang batik, mulai dari dekorasi, proses dan teknik pembuatan kain kraton yang berkualitas hingga kain batik yang berkualitas untuk sudagar (kalangan ekonomi keatas ). Danar Hadi memulai usahanya dengan 20 pembatik. Produk awalnya sebagian besar adalah kain yarit gaya Wonogiren yang  dikenakan oleh wanita-wanita anggun Tanah Air . Kain Danar Hadi juga semakin diminati oleh pelanggan yang datang membeli dari toko fashion ternama saat itu. Selain menyediakan tempat sebagai transaksi jual beli, toko Danar Hadi membedakan pakaian produk sendiri dengan pakaian lain dari mereka kaum pengusaha yang bekerjasama,  Alasannya sederhana, menurut Santosa, namanya kurang komersil untuk menjadi merek dagang batik. Nama Danarsih Hadiprijono menurutnya lebih feminin dan cocok, untuk  kain batik. Maka diputuskanlah nama Danar Hadi untuk menjadi identitas merek baju mereka.

Gambar:Google

Selain batik tulis, Danar Hadi juga berkarya dengan batik cap. Dalam beberapa tahun, mereka  mempekerjakan hampir 1.000 pengrajin batik di dua pabrik. Ketika mendengar kata batik “pabrik”, jangan membayangkan segala sesuatu yang modern atau mesin-mesin yang bergerak sendiri. Pabrik batik sebenarnya lebih merupakan pertapaan raksasa yang menampung ratusan orang yang melakukan hal yang sama yaitu membatik dengan cara ditulis atau dicap, dicelup, dan dimasak untuk proses pewarnaan alias masih tradisonal (nglorod). Suasana kerja di Perusahaan tersebut sangat kuat akan  keluargaan alias tidak membedakan antara karyawan lainnya dan pemilik memiliki kedekatan sama-sama saling support untuk karyawan yang mayoritas sudah berumur lebih tua. Setiap pembuat batik adalah seniman tradisional yang menghasilkan karya seni fungsional. Berbagai macam pengetahuan dari yang berpengalaman kepada pemula mengalir dengan mudah dari hari ke hari. Artis berkumpul untuk melakukan apa yang mereka sukai, untuk memberikan kepuasan hidup, makna, bukan hanya untuk mencari nafkah. Danar Hadi percaya bahwa dengan mempertahankan suasana kerja  tradisional,  setiap kain batik yang dihasilkan  memiliki nilai tambah.tersendiri dengan keunikan "Pengrajin" dan memilih untuk mempertahankan tidak tergantikan oleh mesin (menjaga kelestarian dengan keunikan). Goresan tangan manusia seakan "berpindah" menjadi komposisi puitis yang indah;  proses memahami budaya dan mengungkapkannya di atas kanvas. Setelah selesai, kain tersebut memiliki cita rasa yang “karismatik”, dan yang terpenting dapat memenuhi selera pasar. Suasana kerja tradisional ini masih dipertahankan. Produk mereka tersedia di toko-toko besar di Solo. Salah satu daerah penghasil banyak produk di Tanah Abang (Jakarta) selain  desainnya yang menarik,  mulai memproduksi batik sablon di atas kain yang lebih halus agar adem dan nyaman saat dipakai. Mereka menerima jumlah pesanan yang cukup besar tanpa uang muka.seiring berjalannya waktu, meski omzetnya cukup tinggi, namun hasil keuntungannya semakin sedikit (turun hingga 50 % dari biasanya). Mendengar kejadian tersebut, Danar Hadi sendiri yang membuka toko pertamanya di Jalan Dr. Rajima nomor 164. Bahkan saat ini, memiliki ratusan seniman batik yang sebagian besar berkumpul di "pertapaan" mereka di Kartasura, kawasan Pabelan.


Gambar : Google

Di tengah suasana kerja tradisional, para seniman batik duduk bersama sesuai dengan keahliannya berkerja dengan menggambar di kain batik menggunakan canting serta malam (lilin).  Banyaknya ilmu yang didapatkan  berlangsung dipraktikan dari  senior ke junior tanpa perintah atau paksaan. Konservasi dan pembangunan berjalan beriringan. Banyak  seniman batik yang sudah  puluhan tahun bekerja dan merupakan orang-orang terpercaya yang dianggap mampu mewujudkan konsep desain menjadi produk akhir. Seiring perkembangan teknologi, begitu pula teknik membatik. Sekarang sulit bagi mata orang awam untuk membedakan antara "batik dengan kombinasi bias dan cap" atau "cetak sutra dan bias dihilangkan dari batik". Tujuan dari penggabungan teknik membatik yang berbeda tidak hanya untuk  mempersingkat waktu proses membatik, tetapi terutama untuk membuka pandangan terhadap desain pola  batik yang berbeda sehingga dapat menghasilkan batik pamungkas yang bernuansa “batik Indonesia” dan memenuhi kebutuhan. Penjualan dicoba kepasar luar negeri (ekspor). 




Gambar :Google

Setelah berhasil mendirikan perusahaan batik, batik  menjadi master di Indonesia dengan adanya Hari Batik Nasional disetiap tanggal 2 Oktober,  bahkan membuat batik dari pakaian resmi negara membuat  permintaan batik dan membuat pasar juga tumbuh semakin membaik.  Tujuannya yaitu imgin Batik  menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia agar tidak luntur salah satu kebudayaannya . Batik harus terjangkau dan bisa diproduksi dalam jumlah banyak. Masalahnya, tentu  seperti  di awal cerita,  batik membutuhkan bahan baku salah satunya kain mori harus mencukupi. Santosa Doellah memahami masalah  tersebut saat  mulai terjun ke dunia fashion. Maka pada akhir tahun 1970-an, ia memutuskan untuk membuka pabrik baru dimana akan digunakan khusus memproduksi kain mori sebagai salah satu  bahan baku batik dengan nama PT Kusumahadi Santosa.

Berikut dokumentasi yang mimin dapatkan 

1. Toko Batik Danar Hadi 

Gambar : Google

Gambar: Google

Gambar :Google

2. Tempat Produksi pembuatan batik Danar Hadi

Gambar:Google


Gambar:Google

Gambar:Google


Gambar : Google

 3. PT Kusumahadi Santosa (Tempat produksi bahan baku kain batik Danar Hadi


Gambar :Google

Wah sungguh luar biasa ya pengorbanan dalam memperkenalkan batik agar tidak usang sesuai dengan zaman oleh pasangan muda Santosa Doellah dan Danarsih Hadiprijono. Bagaimana sobat Tique, sudahkah kamu bangga dengan warisan budaya batik asli Indonesia? Semoga dengan artikel ini membuat generasi penerus bangsa seperti generasi X, Y dan Z mau belajar cara menghargai apa saja kain batik dan jangan mengangap menggunakan kain batik hanya untuk orang tua saja tapi jadikan juga fashion anak muda ya. Bagaimana pendapat sobat Tique ? silahkan beri komentar melalui email di 1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali!. 

Sebagai perhatian juga dari mimin kepada sobat Tique bahwa ini artikel mimin buat tanpa adanya sponsor dari pihak manapun ya, alias murni untuk pengetahuan bagaimana dulu kain batik memiliki nilai yang tinggi karena proses dan makna dari kain batik sendiri hingga bisa bertahan dan di cap sebagai warisan bangsa Indonesia yang tidak bergerak.