Kamis, 27 Juli 2023

BATIK TUBAN BERASAL DARI MANA ?


Gambar : Batik tenun Gedog

Hallo sobat Tique... hari ini mimin Tique mau memberikan informasi mengenai batik. Batik adalah salah satu peninggalan yang banyak orang pakai apalagi dalam fashion. yuk simak asal mula nya ya... 

Kekayaan dari nenek moyang terkhusus Indonesia yang banyak di minati yaitu kain batik. Batik menjadi warisan budaya Indonesia yang salah satunya mendapatkan pengakuan dunia. Salah satunya keaslian karya bangsa adalah Batik Tuban atau biasanya terkenal dengan batik tenun Gedog. Batik ini  memiliki banyak motif terutama motif geometris dengan sekilas terlihat gambar tanaman yang simetris. Pemilihan motif ini terbentuk dari kain hasil tenun agak kasar, sehingga terlihat seperti tanaman dalam batik Tuban (Gedog). Motif ini menggambarkan tanaman seperti pohon kluwih, pohon kopi, pohon kemiri, pohon randu dan ganggang. Selain tanaman ada motif menyerupai hewan seperti burung segunting dan burung merak. 

SEJARAH

Nama Gedog dalam penamaan batik Tuban ini karena adanya perbedaan proses pembuatan dari kain batik lainnya dimana kapas akan dipintal menjadi benang kemudian dianyam menjadi kain menggunakan alat manual bernama jontro yang mengeluarkan bunyi “dog…dog“. Istilah pemintalan untuk menjalin benang lungsi dan benang pakan. Alat ini terdiri dari dua komponen yaitu alat pemutar yang disebut jantra dan kumparan yang disebut kisi. Hasil kapas yang dipintal menggunakan alat ini disebut tukel , yang kemudian dijadikan benang lungsi dan benang

Proses pembuatan kain Gedog membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk proses memintal, menenun, membatik (motif) dan terakhir adalah mewarnai dengan bahan alami sehingga menghasilkan warna yang awet serta tidak pudar.   Batik Gedog sendiri sampai sekarang masih di produksi di kecamatan Kerek, kabupaten Tuban. Dalam pembuatan sebuah kain, dikenal dengan pakan pembentuk kain tenun gedog.

Batik Gedog Tuban bukan hanya satu motif namun sangatlah beragam hingga memiliki 100 ragam motif yang mana 40, diantaranya sudah disahkan (ditetapkan) pemerintah daerah setempat sebagai upaya pelestarian budaya.

Namun dari sebanyak motif yang dihasilkan oleh kain Gedog, kain ini termasuk warisan budaya nya yang hampir punah. Salah satu penyebabnya yaitu semakin berkurangnya jumlah peminat dan penenun yang ingin melanjutkan menghasilkan karya dengan membantik melainkan banyak penduduk memilih bekerja (mencari profesi lain) di tengah kota bahkan merantau.

PEMAKNAAN

Pemaknaan dalam batik Gedog Tuban adalah motif batik Gedog yang berupa titik-titik yang melambangkan kosmologi Jawa-Hindu yaitu "kiblat papat lima pancer". Maknanya berupa keserakahan manusia terhadap bumi. Motif yang berbentuk tanaman merupakan perlambang keperluan pangan masyarakat, sedangkan motif burung melambangkan kehidupan di alam bagian atas. Salah satu burung yang digunakan sebagai motif batik Gedog adalah lok chan.

Pada masa Hindu, motif Batik Gedog menandakan strata sosial dari penggunanya. Perkembangan Islam di Pulau Jawa kemudian memberikan pengaruh pada motif Batik Gedog. Perbedaan motif hanya digunakan untuk membedakan usia penggunanya. Para orang tua menggunakan batik dengan motif yang geometris dan berwarna gelap, sedangkan para pemuda dengan motif yang tidak geometris dan berwarna cerah.

Setelah mengetahui motif sekarang melihat warnanya

Warna sangatlah beraneka ragam dari warna sederhana seperti merah, putih, hitam, biru dan kuning bisa menghasilkan ribuan  bahkan jutaan warna lainnya dari pencampuran (gradasi) 

Untuk batik kain Gedog memiliki 4 jenis  warna yaitu :

1. Warna putihan berasal dari warna dasar putih dan bercorak biru tua atau hitam

2. Warna bangrod mendasar pada warna merah

3. Warna pipitan berasal antara merah dan biru tua

4. Warna irengan berasal dari warna biru tua atau hitam disertai corak putih

      Arti dari ke empat warna yang ada pada kain tenun Gedog Tuban memiliki makna tersebut yaitu dalam motif tentang konsep kosmologi dan estetika.

    1. Warna putih atau putihan  merupakan lambang dari sebuah awal kelahiran dimana manusia masih dalam keadaan bersih dan suci.  

    2. Warna irengan yang didominasi oleh warna gelap dan hitam dikatikan dengan pemahaman mereka bahwa kematian dan akhir serta  kehidupan diwakilkan dalam warna yang gelap dan pekat.

    3. Warna merah yang bangrod dan biru atau biron yang menurut masyarakat kerek, diyakini sebagai warna yang melambangkan kehidupan dan kesuburan.

Dalam pewarnaan batik Gedog masih menggunakan pewarna alami dimana menggunakan bahan alami seperti pohon nila dengan hasil warna biru, pohon mengkudu dengan hasil warna merah dan akar pohon manga dengan hasil warna kuning.

Ciri khas batik Gedog ini selain serat kasar dan pembuatannya yang masih tradisional dapat di lihat lagi mengenai motif yang indentik dengan burung hong. Motif ini merupakan akulturasi antara budaya masyarakat pesisir Tuban dan etnis Tionghoa.

Demikian informasi dari mimin untuk sobat Tique....
Yuk mulai sekarang jaga keaslian dan kelestarian Indonesia salah satunya batik agar tidak punah di tenggelam oleh zaman. Terima kasih