Rabu, 16 Agustus 2023

UMUR KAIN TENUN SEKOMADI LEBIH DARI KEMERDEKAAN INDONESIA

Hallo selamat datang bersama mimin Tique. Hari ini kita akan membahas kain tenun. Pasti melihat dari judul nya semua pada bingung emang umur berapa kain tenun itu ? berikut pembahasannya.

Sejarah Tenun

Kain tenun biasanya terbuat dari kapas (katun), serat kayu, sutera, benang perak, benang emas dan lain-lainnya. Antropolog mengklaim bahwa  menenun sudah ada sejak  500 SM. (sebelum Masehi), terutama di wilayah Mesopotamia, Mesir, India dan Turki.  Keberadaan tekstil tradisional Indonesia diyakini telah berkembang sejak zaman Neolitikum (prasejarah). Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya artefak prasejarah  seperti kain tenun, roda pemintal, dan material yang terlihat jelas dari kain katun. Pada 3.000 tahun yang lalu ditemukan kain tenun di wilayah  seperti Yogjakarta, Gilimanuk, Sumba Timur, Gunung Wingko, Melolo. Salah satu tenun yang di bahas oleh mimin  Tique saat ini adalah Tenun Sekomadi.

Tenun Sekomadi merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang Kabupaten Mamuju, diyakini sebagai salah satu tenun  tertua di dunia, berusia lebih dari 480 tahun, memiliki makna spiritual dalam segala corak dan warna. Motif tenun Sekomandi yang paling populer adalah motif Ulu Karua yang berarti ada delapan orang  (tokoh) atau kelompok  berkepentingan dalam adat. Proses produksi kain tenun juga memakan waktu dari seminggu hingga sebulan tergantung  kerumitan (motif) dan panjang kain.

Di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (NTT dan NTB), produksi kain tenun merupakan hal yang umum, dan kain tersebut biasanya diproduksi dalam skala rumah tangga.  Nama kain dari tenun Sekomandi terdiri dari dua kata yaitu “seko” artinya persaudaraan atau kekeluargaan dan “mandi” yang berarti kuat atau ikatan persaudaraan dekat dan sangat erat. Secara garis besar tenun sekomandi berarti hubungan persaudaraan yang kuat. Setiap pola dan warna benang rajut orde dua memiliki makna spiritual. Ada beberapa motif tenunan di Sekomandi, salah satunya adalah motif ulu karua yang berarti delapan tokoh adat atau delapan pemangku adat. Nama Ulu karua  berasal  saat nenek moyang masyarakat Kalumpang-Mamuju pergi berburu dengan hewan yaitu anjing kemudian pergi masuk ke dalam gua. Ketika keluar dari gua, anjing itu menggigit daun berpola itu (bermotif). Filosofi dibalik motif ini melambangkan delapan pemangku adat  masyarakat Bonehau dan Kalumpang di masa lalu. Panjangnya bervariasi dari 4 hingga 10 meter dan biasanya digunakan untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan, pemakaman, dan acara adat. Selain itu, proses pembuatan tenun sekomandi cukup unik dan memakan waktu lama, bahkan berbulan-bulan. Kain tenun sekomandi  ini terbuat dari kulit kayu yang ditumbuk  kemudian diproses untuk dipintal. Pewarna alami kemudian ditambahkan pada proses pembuatan tersebut, salah satunya cabai dan kemiri serta beberapa akar tumbuhan untuk membuat perekat warna dasar, yang dilumurkan kedalam kapas setelah ditumbuk pada lesung, dan dimasak bersama benang kapas lainnya. Warna kain Sekomand didominasi warna coklat, merah dan krem ​​dengan dasar hitam. Sampai saat ini, proses produksi tekstil ini masih tetap tradisional. Penenun (pengrajin) kain tenun sekomandi biasanya mewarisi keterampilan menenun tenun bermotif sekomandi biasanya dari keluarganya secara turun-temurun. Proses produksi yang rumit membuat kain tenun sekomandi memiliki nilai harga jual yang luar biasa (fantasis). Harga selempang dari kain tenun Sekomandi adalah Rp. 250.000 hingga Rp. 10.000.000 lebih. sementara satuan lembar kain diharga mencapai Rp 80.000.000 lebih.

Gambar: Google

Ragam Tenun Nusantara

Beberapa daerah yang terkenal dengan produksi kain tenunnya adalah Sumatra Barat, Palembang, dan Jawa Barat. Di Palembang ada dua kerajinan tenun yaitu Kain Tajung dan Songket, biasanya songket Palembang ditenun dengan menggunakan benang perak dan emas, sedangkan kain Tajung atau Sewet Tajung Gebeng ditenun 

Berikut contoh-contohnya dari beberapa penjuru Nusantara :

1. Bali (Kain tenun Endek, Songket Beratan, Kain Gringsing, Kain Bebali)

2. Jawa (Tenun Ikat Troso)

3. Kalimantan (Pua Kumbu, Tenun Corak Insang, Tenun Ulap Doyo)

4. Maluku (Tenun Ikat Tanimbar)

5. Nusa Tenggara (Kain Tenun Nagekeo, Tenun Ikat NTT, Tenun Ikat Ende-Lio, Tenun Ikat Sumbawa, Tenun Ikat Sumba, Tenun Pringgasela )

6. Sulawesi (Tenun Bentenan, Tenun Buton, Tenun Donggala, Tenun Gorontalo, Tenun Mandar, Tenun Sabbe)

7. Sumatera (Kain Tapis, Kain Ulos, Songket Minangkabau, Songket Palembang, Songket Pandai Sikek, Tenun Siak, Songket Silungkang, Sewet Tajung, Sewet Blongsong, Pelangi Jumputan Palembang, Blongket )

Keunikan Kain Tenun Sekomandi

Keunikan kain tenun Ikat Sekomandi, terdapat pada pola warna dan struktur kain. Dimana semua proses pengerjaannya dilakukan dengan tangan atau ditenun dengan menggunakan alat-alat tradisional lainnya. Dibutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan-bulan untuk memproduksi sehelai kain tenun ikat Sekomandi.. Proses ini dilakukan agar supaya warna dalam ikat sekomandi tidak luntur. menciptakan motif tertentu, sang penenun sebelumnya tidak membuatkan pola atau sketsa pada benang yang diikat pada katadan. Namun, pembuatan pola motif dan sketsa terjadi dalam pikiran dan imajinasi penenun.

Gambar : Google

Saat ini, sudah tidak banyak orang yang bisa menenun kain ikat sekomandi. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus agar kain warisan leluhur ini tetap lestari. Apalagi motif tenun ikat dari Kalumpang dikenal sebagai salah satu ragam motif tertua di dunia.

Nilai Filosofis Seni Tenun

Erat kaitannya dengan sistem informasi, budaya, kepercayaan, lingkungan alam dan sistem organisasi sosial  masyarakat. Karena  sosial budaya masyarakatnya berbeda-beda, maka seni menenun berbeda-beda di setiap daerah dengan cirikhas masing-masing. Kemampuan seni menenun dalam masyarakat selalu menjadi ciri khas serta merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat dimana mereka diajarkan sejak berumur muda hingga tua  dari keluarga bagaimana membuat kain tenun yang bagus menggunakan alat tradional. Sehingga kualitas tenunan biasanya tercermin dari mutu kualitas bahan, keindahan  warna serta corak (motif) dan ragam dekorasi hiasan.

Hari Tenun Nasional

Bapak Joko Widodo (Jokowi), Presiden Repbulik Indonesia menetapkan setiap tanggal 7 September diperingati sebagai Hari Tenun dan Songket Nasional. Penetapannya memiliki landasan atau dasar hukum kuat berupa Keputusan Presiden RI pada 16 Agustus 2021.

Ditetapkannya Hari Tenun Nasional pada tanggal 7 September tidak terlepas dengan sejarah diresmikannya sekolah Tenun pertama di Indonesia, pada tanggal 7 September tahun 1929 oleh Dr. Soetomo di Surabaya. Dan sebagai salah satu warisan nenek moyang milik negara Indonesia yang harus dijaga agar tidak mengalami kepunahan.

Macam Motif kain Tenun Sekomadi

1Motif Baba Deata (Ulu Karua Barinni)

Pori Baba Deta (Ulu Karua Barinni) adalah seorang bangsawan atau pemimpin yang memiliki  kekuasaan untuk  memikirkan bertindak secara bijaksana dalam kesatuan rumpun keluarga.\

Gambar :Google

2. Motif Ulukarua Lepo (Ulu Karua Kasalle)

Pori Ulukarua Lepo adalah seorang bangsawan yang bertugas serta diberikan kepercayaan  untuk mengambil keputusan mana yang baik dan benar demi kesejahteraan.\

Gambar : Google

3. Motif Lelen Sepu

Pori Lelen Sepu adalah tempat pengumpulan keluarga, baik yang berpenca kemana mereka pergi sesuai dengan cara mereka untuk mencari nafkah, namun ikatan kekeluargaan tidak akan pernah putus sampai pada turunan tujuh puluh lapis.

Gambar: Google

4. Motif Tonoling

Pori Tonoling adalah membuat hubungan kekeluargaan yang baik, meskipun tidak ada hubungan darah tetapi dapat menciptakan hubungan keakraban yang sejati.

Gambar: Google

5. Motif Toboalang

Pori Toboalang adalah tempat penyimpanan hasil usaha bagi mereka yang sudah bekerja keras dalam setiap usaha apapun.itu.

Gambar: Google


6. Motif Kokkong

Pori Kokkong adalah motif mempunyai komitmen atau prinsip yang tidak dapat dirubah dalam persaudaraan untuk bekerja keras demi menghasilkan yang terbaik.

Gambar: Google


7. Motif Totandug

Pori Totandung adalah salah satu tempat yang nyaman dan indah untuk menghirup udara segar dan menikmati suatu kebahagiaan setelah mendapatkan sesuatu yang terbaik melalui usaha seperti bekerja keras.

Gambar:Google

Bagaimana sobat Tique perasaan mengenal berbagai macam khas tenun dimana kita sebagai kaum muda diharapkan mampu untuk menjaga nama baik Indonesia sebagai pemilik warisan nusantara yaitu kain tenun dan mendoakan semoga Indonesia bisa menjadi negara Maju di tahun 2045 dimana banyak generasi -generasi penerus muda. Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali!

 

Minggu, 13 Agustus 2023

KENANGAN PEREMPUAN PENJAHIT BENDERA MERAH PUTIH

 

Gambar : Google

Fatmawati, pahlawan nasional Indonesia, telah wafat namun tetap dikenang. Pasti sudah tidak asing lagi dengan jasa beliau menjahit bendera merah putih Saka Pusaka Ibu Fatmawati. Nah, untuk mengenangnya di Hari Kemerdekaan ini. Mimin Batique telah  merangkum sejumlah fakta mengenai Ibu Fatmawati dengan beberapa poin yuk simak ya!

Masa Kecil Fatmawati

Fatmawati Soekarno lahir di kota Bengkulu, pada tanggal 5 Februari 1923. Ia lahir dari orang tua beretnis Minangkabau, Sumatera Barat, yaitu Hassan Din dan Siti Chodijah, keturunan Putri Indrapura, anggota keluarga kerajaan Kesultanan Indrapura. Hasan Din, ayah Fatmawati, adalah seorang pengusaha dan pemimpin Muhammadiyah di Bengkulu. Sejak kecil, Fatmawati sudah dibekali nilai-nilai religi oleh keluarganya, terutama keterampilan membaca ayat-ayat suci Alquran. Ia juga pandai bersosialisasi dan aktif mengelola organisasi Muhammadiyah. Maka dengan organisasi inilah menjadi awal pertemuan Fatmawati dengan Ir. Soekarno

Kisah Asmara Fatmawati dan Soekarno

Pada tanggal 1 Juni 1943, Fatmawati resmi menikah dengan Soekarno dan menjadi istri ketiganya. Fatmawati dan Soekarno dikaruniai lima anak. Fatmawati menjabat sebagai Ibu Negara Indonesia dari tahun 1945 hingga 1967. Nama anak -anak kandung dari ibu Fatmawati dan Soekarno yaitu

1. Guntur Soekarnoputra (3 November 1944)

2. Megawati Soekarnoputri (23 Januari 1947)

3. Rachmawati Soekarnoputri (27 September 1950 – 3 Juli 2021)

4. Sukmawati Soekarnoputri (26 Oktober 1951)

5. Guruh Soekarnoputra (13 Januari 1953)


Gambar : Google

Perjuangan Menjahit Bendera Merah Putih

Salah satu kontribusi terpentingnya adalah menjahit bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih, yang kemudian dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Fatmawati, yang berarti "bunga teratai", adalah sosok perempuan yang berjuang menyambut kemerdekaan Indonesia dan berhasil menjahit bendera merah putih.

Fatmawati adalah istri dari Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Soekarno dan  selamanya tak pernah dilupakan serta akan dikenang sebagai penjahit bendera sang merah putih sebagai lambang Indonesia. Pemikiran Fatmawat mendahului pemikiran besar Soekarno dan tokoh-tokoh kemerdekaan lainnya. Saat itu, Fatmawati mendengar teriakan bahwa bendera Indonesia belum juga muncul saat Soekarno dan yang lainnya berkumpul menyiapkan alat untuk membacakan teks deklarasi. Ketika Fatmawati mengetahui bahwa Jepang telah memberikan izin kepada Indonesia untuk merdeka, terpikir olehnya bahwa penting untuk memiliki bendera yang dapat berkibar. Fatmawati mencoba mencari cara untuk mendapatkan kain merah putih itu. Pemerintah Jepang kemudian menyewa seorang ahli propaganda bernama Shimizu untuk mencari substansinya. Shimizu mencoba mendapatkan kain itu melalui seorang pejabat Jepang, mantan penjaga barikade di depan teater Capitol. Setelah menerima kain merah putih, Shimizu segera mengirimkannya ke Fatmawati. 

Tak lama setelah menerima kain merah dan putih tersebut tanpa pikir panjang  Fatmawati segera menyatukannya dengan mencoba untuk menjahit bendera Sang Saka Merah Putih berukuran 2x3 meter itu dijahit di ruangan tempat makan dengan harapan kelak dapat digunakan untuk keperluan negaranya. Walau hanya 'Merah dan Putih' tentu saja bukan perkara mudah bagi Fatmawati yang saat itu sedang hamil besar sambil menitikkan air mata ketika menjahit bendera ini. Bukan tanpa alasan, sebab saat itu Fatmawati tengah menanti kelahiran Guntur Soekarnoputra dimana mendekati bulannya untuk dilahirkan.

Fatmawati menjahit menggunakan mesin jahit Singer sebab hanya bisa menggunakan dengan gerakkan tangan. Karena mesin jahit  menggunakan kaki tersebut tidak diperbolehkan mengingat usia kehamilan. Fatmawati baru selesai menjahit bendera merah putih dalam dua hari. Untuk pertama kali dikibarkan pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.

Gambar : Google

Setelah Pengibaran Bendera Merah Putih

Setelah itu, Sang Merah Putih dibawa presiden, wakil presiden, dan para menteri yang pindah ke Yogyakarta pada 1946. Langkah itu dilakukan karena Jakarta tidak aman. Namun pada tahun 1948, Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. Presiden Soekarno pun berusaha menyelamatkan Sang Merah Putih dengan menyerahkannya kepada asisten setianya, Husein Mutahar. Untuk alasan keamanan, Husein kemudian membagi dua bendera nasional tersebut menjadi dua bagian, yakni warna merah dan putih yang diletakkan terpisah dalam dua tas yang berbeda. Pada 1949 ketika Presiden Soekarno yang berada di pengasingan tepatnya Bangka Belitung meminta kembali bendera itu dan menjahitnya lagi menjadi satu. Setelah mengakhiri pengasingannya pada tahun 1949, Presiden Soekarno membawa kembali bendera kebangsaan ke Yogyakarta dan mengibarkannya di Gedung Agung pada tanggal 17 Agustus 1949. Pada tahun 1958, bendera merah putih ditetapkan sebagai bendera pusaka hingga dikibarkan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahunnya Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka. Namun, Bendera Pusaka terpaksa dikibarkan terakhir kali pada 17 Agustus 1968 karena kondisinya sudah sangat rapuh dan warnanya pudar.Sejak saat itu, Indonesia tidak lagi mengibarkan bendera merah putih asli, melainkan duplikasinya. Bendera Pusaka kemudian disimpan dalam etalase kaca fleksibel di Pendopo Bendera Pusaka di Istana Merdeka. Bendera Pusaka ini diawetkan oleh Balai Pelestarian Museum dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta pada tanggal 21 April 2003. Tujuannya untuk membersihkan bendera dari noda dan kotoran, menghilangkan kerutan, mengembalikan bagian bendera yang robek, menghilangkan jamur dan memasang kembali dalam keadaan gulungan.. Kemudian, Bendera Pusaka dijadikan Cagar Budaya Nasional. Selama bertahun-tahun, bendera Sang Saka yang dijahit Fatmawati dikibarkan saat upacara kenegaraan. Hingga akhirnya bendera tersebut diganti dengan bendera ganda karena senioritasnya. Tujuannya untuk membersihkan bendera dari noda dan kotoran, menghilangkan kerutan, mengembalikan bagian yang sobek, menghilangkan jamur dan menyimpannya dalam keadaan tergulung. Kemudian bendera pusaka menjadi warisan budaya nasional.

Gambar: Google

Kepergian Ibu Fatmawati

Fatmawati adalah sosok perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan dan memperkuat posisi perempuan di masyarakat pada zamannya. Kemudian pada tahun 1980, ketika Fatmawati berusia 57 tahun setelah menunaikan ibadah Umroh, dalam perjalanan pulang dari Arab Saudia saat pesawat transit di Kuala Lumpur, Fatmawati mengalami serangan jantung dan dinyatakan meninggal dunia di General Hospital Kuala Lumpur. Jenazah beliau saat ini bersemayam di Taman Pemakaman Umum Karet di Jakarta Selatan. Cara pemakaman beliau sangatlah sederhana, dimana tidak menggunakan proses militer seperti para pahlawan lainnya. 

Gambar : Google

Wah sungguh luar biasa ya pengorbanan ibu Fatmawati untuk Indonesia, dengan kecerdasan serta waktu yang tidak panjang akhirnya bisa membuat bendera sang saka merah putih sebagai bukti kemerdekaan Indonesia hingga bisa ke usia 78 nanti tepatnya sudah H-3 nihh..

Dari cerita ibu Fatmawati dalam gambaran sobat Tique bagaimana rasanya harus berjuang disaat kondisi mendesak dan alat semuanya masih tradisional ?  Walau hanya tersedia dua warna yaitu merah dan putih tetapi memiliki nilai tersendiri dimana merah berarti berani dan putih berarti suci. Arti lain, merah melambangkan tubuh manusia. Sementara putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan Indonesia.

Bagaimana sobat Tique perasaan mengenal ibu Fatmawati dimana kita sebagai kaum muda diharapkan mampu untuk menjaga nama baik Indonesia dan mendoakan semoga Indonesia bisa menjadi negara Maju di tahun 2045 dimana banyak generasi -generasi penerus muda. Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali!

Sabtu, 12 Agustus 2023

"SLOW" BUKAN CHAT AJA ? TAPI ADA "SLOW FASHION" !

Slow fashion adalah fashion alami, daur ulang, nyaman dan menghormati lingkungan dan fashion orang. Ini adalah pilihan etis dan bertanggung jawab di depan fast fashion.

Gambar : Google

Tapi, apa yang dimaksud dengan fast fashion? Apakah kita tahu apa itu sebenarnya?

Beli dan lempar, dan mulai lagi. Itu mode cepat. Ini telah mengambil alih salah satu industri terpenting di dunia ini: industri tekstil. Bahkan, industri fashion menjadi industri paling berpolusi kedua. Bagaimana perasaan sobat Tique jika mimin memberi tahu bahwa 20% limbah yang dihasilkan di planet ini berasal dari industri itu.

Gambar : Google

Ini karena didasarkan pada pembuatan produk dengan cepat dan dalam volume yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk melakukan ini, mode cepat mengorbankan praktik bisnis yang baik demi produktivitas dan keuntungan. Tahukah Anda bahwa rata-rata pemakaian setiap potong pakaian hanya 7 kali? Bayangkan sekarang tingkat produksi yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan yang sangat besar. Padahal, untuk menghasilkan volume sebanyak itu dengan harga murah, fast fashion menghabiskan banyak sumber daya, seperti air dalam jumlah besar. Misalnya, dibutuhkan 3.000 liter air untuk membuat satu celana jeans.



Gambar : Google

Karena produksi yang tinggi itu, banyak limbah yang dihasilkan dan harus dikelola dengan cara apa pun. Seringkali, perusahaan jenis ini tidak membuang limbah dengan cara yang etis dan bertanggung jawab, melainkan membuangnya ke sungai atau laut, dengan asumsi berdampak pada semua ekosistem kehidupan.

Gambar : Google

Mode cepat berlalu: ini tentang populasi yang terdapat pada pakaian mode yang tidak memiliki kualitas yang cukup untuk bertahan beberapa tahun. Itu membuat produk lebih murah karena mereka mempertahankan kondisi kerja yang tidak adil bagi orang-orang yang bekerja di perusahaan itu. Mereka bekerja berjam-jam dengan gaji yang sangat rendah, mempertaruhkan hidup mereka hari demi hari. Produksi biasanya dilakukan di negara-negara berkembang dengan biaya minimal, dengan dampak negatif pada komunitas mereka dan, tentu saja, tanpa memperhatikan lingkungan sama sekali.

Jadi, bagaimana mode lambat membalikkan efek ini?

Slow fashion membenarkan kebutuhan untuk dapat berpakaian dan mengkonsumsi pakaian dengan pertukaran yang lebih adil antara pihak-pihak yang terlibat dalam produksi dan meningkatkan kesadaran konsumen akan manfaat dari jenis fashion ini.

Karena ada kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan, kondisi kerja orang-orang dan bagaimana hal itu memengaruhi keputusan konsumsi kita dalam banyak aspek lainnya, semakin banyak orang yang memilih untuk membeli pakaian dengan jaminan Sertifikat Perdagangan yang Adil. Pakaian mode berkelanjutan diproduksi dengan kualitas lebih tinggi dan juga lebih eksklusif.


 
Gambar : Google
Slow fashion mendorong sikap ke arah yang lebih bertanggung jawab dan beretika saat menggunakan. Eco fashion mendukung perusahaan dengan pekerja yang dibayar lebih sedikit dan berproduksi secara lokal. Ini bertaruh pada daur ulang dan membeli produk pakaian bekas untuk memberi mereka lebih banyak penggunaan seumur hidup.



Gambar : Google

Ini menekankan bahwa kita harus menyumbangkan pakaian yang tidak lagi kita gunakan dan dengan demikian kembali ke siklus penggunaan. Bahan-bahan eco-fashion tangan pertama bersifat berkelanjutan. Perdagangan yang Adil adalah pertukaran solidaritas di mana prioritas siklus ekonomi adalah keuntungan dan keuntungan harus tiba begitu orang yang menghasilkan kekayaan berada dalam situasi perlindungan dan keamanan untuk menjalankan aktivitasnya. Dengan kata lain, Perdagangan yang Adil akan menempatkan orang di atas keuntungan. Selain itu, salah satu tujuannya adalah untuk memberdayakan dan memberikan nilai kepada para perajin lokal yang melakukan aktivitas dan memproduksi produk dengan tradisi yang berusia ribuan tahun.

Seperti yang sobat Tique lihat, ada banyak alternatif untuk terus berkolaborasi dimana menjaga planet kita ini (Bumi) bisa terhindar dari kehancuran ekosistem alam, pencemaran sungai, situasi ekstrim dimana jutaan orang di dunia yang bekerja untuk industri yang tidak di perhatikan atas hak-hak mereka bagi para buruh dengan hak gaji minimal di atas UMR.

Gambar : Google
Memutuskan pilihan mode ekologis ada di tangan sobat Tique dan lebih mudah daripada itu sepertinya.

Bagaimana sobat Tique, Apakah sobat Tique siap untuk bergabung dengan revolusi ini ? Demi menjaga planet kita yaitu bumi agar tidak rusak di tangan orang yang tidak bertanggung jawab! Semoga dengan artikel ini membuat generasi penerus bangsa seperti generasi X, Y dan Z mau belajar cara berfashion modis namun tetap ingat agar baju tidak di gunakan hanya sekali dan setiap tahunnya membeli baju baru disaat seperti bulan-bulan besar seperti Ramadhan salah satu contohnya untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga dengan model baju sama agar terlihat kompak namun hanya dipakai satu kali saja.


Gambar : Google

Silahkan di beri komentar serta jawabannya kepada mimin ya sobat Tique di alamat email  1maculata.batique@gmail.com atau tulis aja di kolom komentar. Terima kasih banyak sobat Tique, sampai jumpa kembali!

 

Rabu, 09 Agustus 2023

BAHAGIA !! BATIK KHAS INDONESIA KESAYANGAN KACA INTERNASIONAL

Hallo selamat datang bersama mimin Tique. Hari ini kita akan membahas mengenai banyak sumber daya manusia di Indonesia memiliki minat rendah dalam hal kebudayaan batik sedangkan sumber daya manusia di luar negeri (turis) begitu menyukai batik sebagai salah satu kain dimana bisa di gunakan dalam fashion. Kok bisa ?? yuk kita bahas apa saja motif batik sendiri dan mengapa masyarakat Indonesia kurang meminati.

Banyak variasi motif batik yang berbeda di setiap daerah di Indonesia. Kualitas artistik yang indah dari setiap desain batik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Memang setiap motif batik memiliki arti, ciri dan budaya tersendiri. Meski kerap dijadikan bahan dalam perebutan warisan budaya, kain batik tradisional memiliki nilai budaya yang luar biasa di samping identitas negara Indonesia.

Meski kurang diminati oleh masyarakatnya sendiri, ternyata kain batik Indonesia di luar negeri sangat diapresiasi, dicintai, hingga dicari-cari. Menetapkan kain batik Indonesia sebagai “Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity”, yaitu pengakuan internasional bahwa kain batik Indonesia merupakan bagian dari kekayaan peradaban manusia. Sejak dikenalnya kain batik Indonesia semakin populer di dunia internasional pada tanggal 2 Oktober 2009 oleh UNESCO hingga sekarang.

Salah satu alasan para turis menyukai batik Indonesia dari pada batik Tiongkok dan Malaysia adalah batik Tiongkok dan Malaysia tentunya sangat berbeda. Batik buatan Tiongkok kebanyakan dicetak dan memiliki satu motif yang kurang berkembang sehingga tidak memiliki keistimewaan. Sedangkan Malaysia, membuat batik dengan cara seperti menggambar, bukan membatik dengan seperti cara yang dilakukan pengrajin Indonesia.

Sejarah dari kata nama batik yang berasal dari bahasa Jawa yaitu “Ambhatik” terdiri dari kata “Amba” yang berarti lebar, permukaan luas kain dan kata “Bhatik” yang berarti titik atau matik dimana dimulainya melakukan pemotifan awal mendesain. Awalnya, batik banyak digunakan untuk acara-acara formal. Namun seiring dengan berjalannya waktu, desainer Indonesia mulai berinovasi untuk membuat pakaian casual (santai) dengan menggunakan kain batik atau hanya menyertakan beberapa corak dari motif batik. Para peminatnya pun berasal dari banyak kalangan usia dan kewarganegaraan. Terbukti dengan tembusnya sepanjang tahun 2020 yang dipaparkan oleh kemenperin bahwa nilai ekspor dari industri batik yang mencapai US$533 juta atau sekitar Rp7,60 triliun.

Salah satu daya tarik batik adalah corak serta motifnya yang bervariasi. Motif batik merupakan corak atau pola gambar yang membentuk satu kesatuan, dapat berupa geomatris, bentuk lainnya yang memiliki kesatuan serta hewan, manusia serta tumbuhan. Penciptaan pola batik didasarkan pada budaya suatu daerah yang signifikan dan cerita-cerita di dalamnya. Corak yang termasuk dalam batik ini bisa dikatakan mewakili identitas dan karakter suatu daerah. Hingga saat ini , terdapat ratusan motif batik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya sering kita jumpai sehari-hari. Berikut beberapa  motif batik di Indonesia :

1. Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)

Pekalongan merupakan salah satu daerah yang dikenal sebagai sentra produksi batik. Ada berbagai motif model batik yang diproduksi di daerah ini. Ciri khas motif batik Pekalongan didominasi oleh tumbuhan dan hewan. Warna kain batik Pekalongan juga berbeda-beda, kebanyakan diantaranya mendominasi warna cerah dan menonjol (mencolok). Motif ini merupakan percampuran antara kebudayaan lokal dengan etnis China dikarenakan Pekalongan pada zaman dahulu merupakan tempat dimana para pedagang dari berbagai negara melakukan transit. Batik yang terdiri dari motif jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, serta lung-lungan merupakan motif dari adanya akulturasi budaya hingga membuatnya terlihat khas dengan alam. Batik asal Pekalongan ini memiliki makna nuansa yang lembut (kelembutan) dan menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir Jawa yang mampu beradaptasi dengan budaya asing.

Gambar : Google

2. Batik Bali

Batik Bali adalah salah satu batik dengan motif yang sangat unik. Karena motif batiknya merupakan perpaduan antara motif tradisional dan modern (kekinian). Cerita yang terkandung dalam desain batik Bali terutama cerita tentang dewa dan nuansa alam di Bali, seperti bunga kamboja, kembang sepatu, burung, ikan, serta kegiatan sehari-hari masyarakat Bali. Uniknya lagi tidak satu pun dari motif batik Bali ini yang simetris.

Gambar: Google

3. Batik Gentongan (Madura)

Motif batik Madura bercirikan khas pada warnanya yang berani (cerah). Kebanyakan diantaranya memadukan warna hitam dengan warna-warna cerah, seperti merah dan kuning. Warna merah, kuning, hijau, atau ungu adalah warna yang digunakan untuk batik ini. Warna dan corak batik Madura sendiri terinspirasi dari lingkungan alam sekitar , termasuk tumbuh- tumbuhan. Serta mereka menggunakan gentong dari gerabah sebagai wadah untuk mencelupkan kain batik ke dalam cairan warna.

Gambar : Google

4. Batik Cirebon

Motif batik Cirebon terdiri dari dua dimana motif ini adalah yang populer yaitu motif keraton dan pesisir. Motif keraton sering diambil dari  (ornamen) hiasan-hiasan yang ada di keraton dengan warna-warna yang elegan. Sedangkan untuk motif pesisir didominasi oleh unsur tumbuhan dan hewan dengan corak yang lebih terang.

Gambar : Google

5. Batik Kawung (Surakarta)

Motif Kawung berasal dari Yogyakarta dan Surakarta. Motif batik yang dibuat oleh Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma memiliki filosofi yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Motif batik Kawung ini juga didasarkan pada bahan yang diperoleh dari pohon aren serta palem yang buahnya berbentuk bulat, lonjong, berwarna putih jernih atau biasa disebut kolang-kaling. Selain itu motif kawung ini juga indentik dengan  motif sepuluh sen kuno sebab bentuknya yang memiliki lubang di tengah. Motif batik yang semula berbentuk candi kemudian berubah menjadi bentuk buah melambangkan harapan agar masyarakat dapat mengingat asal-usulnya Selain itu, motif ini juga mengandung makna kesucian dan kesempurnaan dengan memperlihatkan atau  mengungkapkan dengan lambang diri yang ideal dan luhur bagi siapa saja yang pemakainya. Kita bisa melihat tersusun pada empat sisi membentuk lingkaran. batik ini berasal dari Jawa Tengah dan juga Yogyakarta dan terus berkembang hingga saat ini.

Gambar : Google

6. Batik Mega Mendung (Cirebon)

Motif kain batik Mega Mendung berasal dari masyarakat daerah Cirebon. Motif ini khas dengan bentuk awan besar berwarna cerah dan mencolok seperti biru, merah tua, ungu, dan hijau tua. Konon, motif ini terinspirasi ketika seseorang melihat bentuk awan pada genangan air setelah hujan saat cuaca mendung. Filosofi motif batik Mega Mendung adalah setiap manusia harus mampu meredam amarah dalam situasi apapun bahkan saat berada dalam kondisi terpuruk, sedih, dan tertekan sekalipun. Batik Mega Mendung termasuk dalam motif batik yang sederhana namun mampu memberikan kesan mewah. Batik ini sangat cocok digunakan oleh semua kalangan mulai dari yang berusia muda hingga orang tua .Begitu juga dengan jenis kelaminnyan (Perempuan atau laki-laki). Hal ini dikarenakan motifnya yang berbentuk mendung di langit mega dengan warna yang cerah.

Gambar : Google

7. Batik Betawi

Keistimewaan batik Betawi terletak pada motif Tumpalnya, yakni motif geometris segitiga sebagai barisan yang menyerupai garis yang memisahkan bagian atas kain dan badan kain. Motif batik Betawi ini merupakan perpaduan antara budaya dari Arab, India, Belanda, dan Cina. Motif ini cenderung  didominasi dengan gambar Ondel-ondel, Rasamala,Salakanegara, Ciliwung, dan Nusa Kelapa. Salah satu motif Ondel-ondel Betawi Loreng mengandung harapan agar pemakainya memperoleh kehidupan yang lebih baik dan Sejahtera serta jauh dari marabahaya.

Gambar : Google

8. Batik Parang Rusak (Pulau Jawa)

Kepopuleran dikalangan pecinta batik yaitu Parang Rusak dimana sebagai salah satu motif batik. Motif ini memiliki makna yang sangat mendalam, yakni peperangan manusia dalam melawan sifat buruk dan nafsu selama hidup. Selain untuk busana, motif ini juga sangat sering digunakan untuk membuat kerajinan berbahan batik. Batik dengan motif ini banyak di sukai oleh seluruh pulau Jawa terkhusus dari  Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat. Perbedaan biasanya hanya terletak pada penonjolan (aksen) motif batik parang ini. Misalnya di Jawa Barat memiliki motif parang Klitik, di Yogyakarta menggunakan parang berupa parang patah (rusak) dan parang barong, sedangkan Jawa Tengah menggunakan parang slobog. Keistimewaan desain ini adalah bentuknya yang menyerupai huruf "S" dengan bentuk bergelombang (berombak miring) memanjang sebagai representasi menyerupai bentuk parang.

Gambar : Google

9. Batik Keraton (Yogyakarta)

Motif ini berasal dari budaya Jawa yang terkenal dengan sistem keraton atau ciri khas dari kesultanannya. Pada zaman dahulu, kain batik ini hanya bisa digunakan oleh kalangan kerajaan saja karena corak pada kain tersebut melambangkan kearifan, kebijaksanaan dan juga kharisma raja-raja Jawa. Tetapi seiring berjalannya waktu dan perkembangan masyarakat umum akhirnya bisa dengan bebas menggunakan motif batik keraton. Ciri dari jenis motif ini terdiri dari gambar bunga yang simetris atau sayap burung yang biasa dikenal dengan sebutan motif sawat lar. jenis batik ini merupakan salah satu dari jenis motif batik yang populer orang luar negeri.

Gambar : Google

10. Batik Sogan (Solo)

Motif batik yang berasal dari Solo ini sudah ada sejak beberapa abad yang  dan digunakan oleh nenek moyang orang Jawa. Sebelumnya, batik ini hanya digunakan oleh raja-raja di Jawa, khususnya keraton kerajaan Solo. Tapi sekarang sudah banyak orang awam yang memakai batik jenis ini. Ciri khusus yang dapat dikenali dari Batik Sogan adalah warna coklat yang dominan dan memiliki pola yang khas seperti bunga, titik atau lekungan garis.

Gambar : Google

11. Batik Simbut (Banten)

Memiliki ciri khas dari jenis ini terletak pada bentuk daun yang menyerupai daun talas. Berasal dari suku Badui yang berada di pedalaman Sunda yang terkenal  dengan peradabannya yang panjang. Motif yang mereka buat ini merupakan motif paling sederhana diantara motif batik lainnya dikarenakan hanya menyusun dan merapikan satu jenis motif saja. Namun batik model ini terlihat berkembang di daerah pesisir Banten sejak masyarakat terkhusus suku Baduy menerima adanya modernisasi. Sejak saat itu, batik ini juga dikenal sebagai batik Banten.

Gambar : Google

12. Batik Geblek Renteng (Kulon Progo)

Motif batik ini ada  pada tahun 2012 ketika diadakannya lomba desain batik khas Kulon Progo. Motif batik ini terinspirasi dari makanan khas asal Kulon Progo disebut geblek. Geblek merupakan makanan khas dari olahan berbahan dasar singkong yang memiliki pola bentuk angka delapan. Sedangkan makna dari “Renteng” adalah  ikatan satu sama lain saat makanan tersebut digoreng (singkong Bersatu dengan minyak).


Gambar :Google

13. Batik Pring Sedapur (Magetan)

Motif batik ini terdiri dari gambar bambu. Itulah mengapa batik ini dinamakan  batik Pring. Ciri khas batik ini bisa dilihat dari dari gambarnya yang simple (sederhana) namun  elegan. Batik ini juga mengusung filosofi sederhana dari gambar pohon bambu yang berarti bambu yang memiliki makna ketentraman, keteduhan kerukunan, kedamaian dan keharmonisan.  Bagi orang Jawa sendiri bambu memiliki arti yang cukup dalam, yaitu segala sesuatu yang ada pada diri kita sejak lahir harus bermanfaat bagi orang lain hingga kita mati.

Gambar: Google

14. Batik Priyangan (Tasikmalaya)

Batik priyangan ini berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Nama yang terinspirasi dari bahasa sunda “Priangan” menampilkan desain berbentuk payung, flora dan fauna. Memiliki warna yang cerah seperti merah, biru, dan hijau namun tidak mencolok. Batik ini memiliki kesan cantik, genit dan sedikit centil yang merepresentasikan gambaran umum dari masyarakat Tasikmalaya. Batik ini memiliki pesan agar manusia bisa lebih melestarikan dengan menjaga alam agar tidak punah.

Gambar : Google

Setelah di ketahui dari beberapa motif batik yang ada di Indonesia, motif yang paling populer di luar negeri yaitu :

1.      Batik Mega Mendung (Cirebon)

Gambar : Google

2.      Batik Priyangan (Tasikmalaya)

Gambar : Google

3.      Batik Kawung (Surakarta)

Gambar : Google

4.      Batik Tujuh Rupa (Pekalongan)

Gambar : Google


Bagaimana sobat Tique, sudahkah kamu bangga dengan warisan budaya batik asli Indonesia? Semoga dengan artikel ini membuat generasi penerus bangsa seperti generasi X, Y dan Z mau belajar cara menghargai apa saja peninggalan nenek moyang yang harus kita jaga agar bisa lebih terkenal apalagi di kaca internasional.