Hallo sobat Tique... hari ini mimin akan bahas mengenai apa sih itu ecoprint ..kok bisa ya di jadikan batik ? yuk simak penjelasan mimin ya...
Batik ecoprint ini dapat
dijadikan tren gaya hidup masyarakat ramah lingkungan karena batik ecoprint
menggunakan bahan dedaunan dan bunga yang berasal dari alam dan sama sekali
tidak menggunakan bahan kimia. Produk yang dihasilkan berupa lembaran kain dan
produk fashion, memiliki nilai tambah dalam budaya lokal yang ramah lingkungan.
Eco print memiliki arti yaitu eco dari kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Teknik pewarnaan dalam ecoprint pertama Sesuai dengan namanya, eco dari kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Teknik pewarnaan ecoprint yang dipelopori oleh India Flint pada tahun 2006. Ecoprint diartikan sebagai proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung.
Teknik ecoprint yang merupakan perkembangan dari ecofashion, untuk menghasilkan produk fashion yang ramah lingkungan. Seiring berjalannya waktu, teknik natural dye kian berkembang dengan berbagai temuan baru, salah satunya adalah teknik ecoprint. Proses ecoprint, dikenal dua teknik pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding.
Cara membuat ecoprint metode iron blanket :
1. Melakukan mordanting (pembersihan kain dari kotoran). Proses mordanting ini sama saja seperti mencuci pakaian. Kain harus sudah bersih dan kering.
2. Setelah kain kering kemudian dilapisi plastik.
3. Siapkan pewarna dari bahan alam dengan merendam dedaunan dalam larutan cuka. Hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat warna pada dedaunan dengan maksimal.
4. Setelah pewarna siap maka bentangkan kain yang sudah dibersihkan dan tempelkan dedaunan yang sudah direndam dengan larutan cuka.
5. Kemudian gulung dengan pipa paralon lalu ikat dengan tali.
6. Setelah kain tergulung dan masuk dalam kuali besar yang telah diikat selama 2 jam saatnya rebus kain.
7. Selesai di rebus dibutuhkan proses fiksasi yaitu untuk mengikat warna agak tidak luntur
Cara membuat ecoprint metode pounding Teknik :
1. Letakkan dedaunan segar ke permukaan kain.
2. Kain dilapisi plastik lalu dipukul-pukul menggunakan palu agar warna dari daun dapat menyerap ke kain.
3. Setelah itu jemur kain di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.
4. Sedangkan untuk proses fiksasinya sama seperti teknik iron blanket yaitu direndam dengan air tawas.
Teknik ecoprint diartikan sebagai suatu proses untuk mentransfer warna dan bentuk ke kain melalui kontak langsung. Tanaman yang digunakan pun merupakan tanaman yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap panas, karena hal tersebut merupakan faktor penting dalam mengekstraksi pigmen warna.
Untuk menentukan apakah sebuah tanaman bisa dijadikan pewarna alami dalam ecoprinting atau tidak, kita dapat mengujinya berdasarkan warna, kandungan air dan aroma tanaman. Kandungan air sangat mempengaruhi keberhasilan proses ecoprinting sendiri.
Ciri -ciri tanaman yang dipakai yaitu:
1. Tanaman beraroma tajam dapat menjadi salah satu indikasi bahwa tanaman tersebut dapat digunakan sebagai pewarna alami.
2. Jika tanaman digosokan kesebuah kain dan meninggalkan noda maka daun tersebut potensial untuk dijadikan pewarna alami.
3. Apabila daun direndam pada air panas selama 10 menit dan merubah warna pada air tersebut maka tanaman ini juga berpotensi menjadi pewarna alami.
Tanaman yang memiliki kandungan baik untuk ecoprint yaitu daun jati, eucalyptus, stroberi, jambu, pare, pohon Nangka, tanaman bougenfile, daun papaya, daun kelor, daun pakis dan sebagainnya.
Namun dalam proses ecoprint ini tidak semua kain dapat digunakan hanya kain dari serat alam lah yang bisa digunakan. Untuk mengetahui kain yang memiliki serat alami yaitu :
1. Kain Blacu
Kain blacu merupakan jenis kain mentah atau greige yang belum melalui proses finishing dan bisa digunakan untuk ecoprint. Sesuai dengan syarat pastikan kain 100% terbuat dari katun agar penyerapan warnanya bisa sempurna dan motif yang dihasilkan lebih maksimal.
2. Kain Mori
Kain mori adalah jenis kain balcu yang sudah melalui proses finishing dan pemutihan sehingga kerap sebagai kain pemutihan. Biasanya jenis kain mori bahan batik yang menggunakan 100% katun atau serat alami lainnya. Salah satunya kain mori batu, kain mori prima sampai kain mori primis dengan kualitas premium.
3. Kain Dobby
Kain dobby bilamana digunakan untuk membuat ecoprint akan menghasilkan karya yang menarik. Karna motifnya yang unik tercipta dari kain tersebut seakan tampak semakin hidup. Jenis kain dobby yang bisa dipilih yaitu dobby full katun, dobby katun rayon atau dobby rayon.
4. Kain Sutra / Sutera
Jika ingin menghasilkan kesan lebih mewah dari produk ecoprint maka menggunakan kain sutra sebagai bahannya. Karena kemampuan baik sutera dalam menyerap warna akan menghasilkan kain ecoprint dengan warna yang tajam. Kain suteranya seperti kain sutera super 54/ 56, sutera kringkel, habotai, thaisilk, organdi
5. Kain Paris
Kain paris mempunyai ciri khas tidak terlalu tebal. Material kain paris harus dari kategori serat alami. Kain katun paris dan rayon paris yang digunakan untuk ecoprint biasanya untuk produk menjadi jilbab.
6. Katun sari
Katun
sari sebenarnya masih sama dengan kategori kain Paris namun bedanya kain sari
memiliki karakter penenunan yang berbeda dan sedikit lebih tipis. Penggunanya sebagai
bahan kain ecoprint akan menciptakan kesan etnik. Ecoprint yang dibuat dari
kain ini cocok dijadikan scarf atau aksesoris fashion lainnya.
Salam semua sobat Tique dari mimin untuk hari ini. Terima kasih.